Jumat, 22 Februari 2013


PERJALANAN BERBEDA KE KOTA SEMARANG
Hal yang paling aku suka adalah pengalaman baru, yang aku suka adalah jalan-jalan menjelajahi kota-kota yang ada di pulau Jawa ini. Kalau hobi ku sampai dihapus tak ada cerita lagi bagiku untuk dipanggil cika si bolang instan. Soalnya aku hobi jalan-jalan, tapi aku gak mau perjalanan yang bikin aku susah dan tak nyaman. Selalu ingin yang instan tapi berkesan, itulah aku. Aku berancana untuk pergi ke semarang dengan alasan ada pelatihan jurnalistik. Aku pun mulai bersiap-siap untuk perjalanan ku yang sangat panjang ini.
Masih banyak yang harus aku lakukan untuk persiapanku menempuh perjalanan dari kota Jember ke kota Semarang. Mulai dari mempersiapkan fisik sampai dengan barang-barang yang harus aku bawa. Aku membuat daftar barang-barang yang wajib aku bawa, dari peralatan mandi sampai peralatan yang penting untuk acara disana. Setelah selesai mempersiapkan semua barang-barang yang akan dibawa, saatnya bagiku untuk persiapan pergi ke terminal Tawang Alun. Semua pun telah siap saatnya aku berangkat menuju terminal Tawang Alun.
Sesampainya disana aku hanya bertemu dengan Ani, aku tak habis pikir yang laen ternyata ngaret banget dech. Katanya janjian jam 4 tapi ini udah jam 4 lebih masih belum muncul-muncul juga. Hooooo dimana kalian semua kapan munculnya udah kering nicw aku disini. Ada sekitar 30 menit aku dan ani menunggu di tempat dimana tempat itu sebenarnya tidak diperbolehkan untuk menunggu bus.
Aku melihat ada angkutan kota berwarna kuning berhenti ditaman kecil yang ada di terminal. Setelah kulihat ternyata itu semua teman-teman ku dari LPM lain. Aku dan ani pun langsung capcus menuju ke gerombolan teman-teman yang baru datang. Karena aku belum terlalu kenal dengan teman-teman dari LPM lain ya sudah aku berkenal satu per satu dengan yang lainnnya. Ternyata disitu aku yang paling muda, jadi inget lagunya Agnes Monica yang judulnya Muda wuuuss keren abis lah pokoknya.
Bus yang keluar masuk terminal membuat aku bertanya-tanya kapan yah kita ini naik bus, kok mulai tadi cuma diliatin aja. Padahal kan jurusan Surabaya banyak,  rasanya mulai tadi ditolak terus. Ini gara-gara mas Cetar membahana badai, dia itu  kakak dari FTP yang jadi penjaga oh kok penjaga, tapi pembimbing kita pergi ke Semarang.
“Mas kapan kita naik busnya aku udah capek nunggu nicchhh” gumaku sambil menendang tas.
“Tunggu yach dek kita cari bus yang pas aja oke” dengan senyum genitnya dia bilang gitu ke aku.
“Mas aku udah capek nih, emang mau cari model bus yang kayak apa sih. Lama banget cari bus yang pas mulai tadi” kata ku sambil merobek-robek tisu.
Ditunggu-tunggu akhirnya ada juga bus yang srek sama kantong semua orang. Dan ternyata busnya diluar bayanganku, awalnya ku kira naik bus patas ternyata kelas ekonomi. Ya Allah apa salah ku ini sampai-sampai aku harus naik bus kelas ekonomi. Padahalkan aku gak pernah sekali pun anik bus ekonomi. Cuma pernah naik bus sekolah itu pun kan jaraknya deket gak sampai aku tertidur pulas gara-gara perjalanan jauh. Kalau yang satu ini, sudah perjalanan jauh, naik bus kelas ekonomi, penumpang penuh, dan asap rokok. Otak ku beruntal berkata tidakkkkk kapan ini akan berakhir.
Tak ku sangka aku akan naik bus ekonomi yang kondisinya seperti ini. Tempat duduk yang tak terasa empuk, terus masih duduk dengan orang gendut yang aku gak kenal siapa dia hai orang asing. Ampun ndah apes banget rasanya perjalananku kali ini. Kapan bus ini sampai di Surabaya, hanya itu kata-kata yang muncul di otak ku.
Diperjalanan menuju Surabaya yang aku lakukan Cuma diam dan termenung di dalam bus. Serasa aku menderita banget, tak ada yang namanya AC dan ketenangan di perjalanan. Yang ada malahan angin dari candela bus, rasa mual yang terjadi karena sopir bus yang selalu mengerem busnya secara mendadak, pengamen yang selalu mengusik ketenangan telinga ku, dan para pedagang keliling yang selalu naik ke bus ketika bus berhenti di setiap terminal maupun lampu merah.
Perjalanan  malam ini membuat aku tak tenang sekali, rasanya masih sama seperti awal aku naik bus ini. Kapan bus ini sampai di kota Surabaya? Hanya itu lah jerita kecil yang ada di otak ku, meskipun orang lain tidak tahu. Tapi jerita ini berkali-kali terdengar ditelinga ku karena aku tak suka naik bus ekonomi apa lagi ini adalah pengalaman pertama ku. Awalnya aku merasa makin lama aku makin kesiksa. Tiap bus ini berhenti selalu saja ada pengamen dan pedagang yang naik silih berganti. Hal ini yang paling tak aku suka dalam perjalanan apa lagi malam hari.
Udah tahu kalau malam waktunya untuk orang tidur, tapi beda sama mereka semua waktu bagi mereka adalah uang. Itu menurut ku sech, tapi itu semua ganggu aku banget get ndah. Apa lagi kalau udah ada pengamen dengan suara yang pas-pasan, mau ditegur juga kalau suaranya jelek takut tersinggung. Tapi aku juga kasian sama tuh orang malam-malam waktunya orang tidur dia malah kerja. Belum lagi yang pedagang yang menjual makanan ringan dan minuman, dengan suara kas mereka “tahu-tahu, aqua-aqua” dan blab la bla. Suara yang seperti ingin membangunkan penumpang bus. OMG rasanya aku gak mau naik bus kelas ekonomi lagi, meskipun aku anak ekonomi tapi gak usah gini juga.
Tapi semua rasa tak nyaman ku hilang ketika aku melihat teman-teman ku yang lainnya bisa tertidur pulas tanpa ada rasa terganggu oleh hilir pikuk pedagang maupun pengamen. Aku pun mencoba untuk sabar dan menenangkan diriku ini yang selalu beruntal sama keadaan yang tak biasa ada dihidupku. Dengan segala sugesti yang aku berikan pada otak ku, akhirnya sudah mulai merasa radak nyaman dan aku pun tertidur. Baru ku merasa 15menit tertidur, ternyata sudah sampai terminal Bumurasih Surabaya.
“Alhamdulillah akhirnya sampai juga Ani”, kata ku sambil menggobrak-ngobrak tubuhnya.
“Udah sampai yah Cik, akhirnya bisa turun dari bus” sambil mengambil tasnya di bawah kursi.
Turun lah aku dan teman-teman ku dari bus yang sudah membuatku mabuk kepayang dalam perjalanan. Setelah semuanya turun kita sepakat untuk makan malam, tapi sebenarnya bukan makan malam biasa tapi ini mah udah larut malam jam 24:00 malam. Rasanya ini kuliner tengah malam yang pertama kali dalam hidupku. Rasa kebersamaan disini benar-benar aku rasakan, dan sedikit ada rasa yang berbeda dalam perjalanan kali ini. Banyak hal yang membuatku merasakan hal sebar baru. Mulai dari naik bus kelas ekonomi, ketemu pengamen jalanan, pedagang keliling, dan makan tengah malam.
Selesai makan kita langsung capcus buat cari bus lagi. Haauuummmm cari bus lagi pasti masih nego-nego. Dan ternyata benar masih di nego ma mas Cetar, dan yang di ajak nego itu bus patas impian ku mulai awal keberangkatan malah ditolak. Ditolak Cuma gara-gara harganya gak pas. Aiggooo mas ini sudah jam berapa aku sudah pengen tidur dengan nyaman. Jangan bilang mau cari bus kelas ekonomi lagi. Ke Semarang naik bus ekonomi lagi, mau terjadi apa lagi pada kun anti ini. Otak ku sudah bisa berfikir jernih lagi, gara-gara membayangkan naik bus ekonomi ke Semarang.
Hampir 1jam lebih aku dan teman-teman menunggu bus jurusan Semarang yang tipenya ekonomi. Disitu banyak juga orang-orang yang menunggu bus Semarang. Padahal itu bukan akhir prkan tapi rame juga yah?.
 Datanglah bus warna hijau tua ke tempat parkir bus jurusan semarang. Lalu berbondong-bondonglah orang-orang untuk segera naik ke bus agar mendapatkan tempat yang diingikan. Begitu pula dengan aku dan teman-teman. Tidak mau kalah dengan semangat para penumpang lainnya. Didalam bus aku memilih duduk dikurisi yang jumlahnya ada 3, karena aku pengen duduk bertiga dengan Ani dan mbk Res.
Ku anggap bus ini sudah lebih nyaman daripada bus tadi. Aku putuskan untuk tidur karena jam sudah mulai menujukan pukul 02:00 pagi. Aku takut ketika aku sampai Semarang tubuhku tersa capek. Saatnya tidur dengan nyenyak dan damai tanpa ada pengamen dan pedagang keliling.
Cahaya pagi mulai menusuk-nusuk kegelapan tidurku, aku pun bangun dan melihat kekaca bus. Ternyata sudah pagi, ketika ku melihat jam ditanganku sudah menunjukan pukul 06:00. Waahh pertama kalinya aku bangun pagi di bus, seumur-umur bangun pagi ku Cuma di atas kasur yang empuk. Ku lihat kanan kiriku ternyata mereka masih tidur, sebenarnya aku pengen tidur lagi. Tapi mata ku sudah sulit untuk ku pejamkan lagi.
Ketika ku melihat lebih dari tempat dudukku ternyata bus ini penuh sesak dengan penumpang yang tak mendapatkan tempat duduk dan akhirnya mereka berdiri. Ya Allah makanya aku merasa panas sekali ternyata bus ini sudah sesak. Saat itu juga rasa tak nyaman ku mulai datang lagi. Aku sampek bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa aku ini tidak bisa jadi orang yang mau menerima segala keterbatasan? atau aku ini masih pengen semuanya serba instan. Tapi bagaimana pun aku Cuma bisa mengikuti apa yang teman-teman inginkan. Karena aku masih ingin menjaga kebersamaan ini, kalau gak sama-sama kan gak seru.
Matahari semakin tinggi saja dan itu bertanda hari semakin siang. Sampailah aku dikota semarang. Kota yang membuat kesan awalku datang kesana sebagai kota yang panasnya minta ampun. Di terminal ini saja panasnya bikin kulitku terbakar. Tapi semua keluh kesahku seperti hilang ketika aku mulai bercanda-canda dengan teman-teman sambil menunggu jemputan.
Aku sadar bahwa semua ini adalah bagian dari kesederhanaan yang membuat ku sadar. Bahwa hidup tuh gak selamanya ada di atas. Pasti ada saatnya berada dibawah. Aku merasakan semua hal serba pertama di perjalanan kali ini. Dan perjalanan ini juga paling beda dengan perjalananku sebelumnya. Akan ku buat perjalanan kali ini sebagai pengalaman hidupku yang tak akan bisa aku lupakan semudah membalikkan telapak tangan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar