Rasa Sayang itu Kadang Harus Dibuktikan
Dibawah langit
yang biru, diatas rumput yang mulai menguning. Disitulah awal percakapan ku
dengannya. Percakapan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Berbicara saja
dengan dia bisa dihitung dengan jari-jariku ini, apalagi dalam suasana obrolan.
Obrolan saat itu begitu banyak yang dibahas mulai dari topik yang ringan sampai
hal yang mungkin sedikit mulai masuk ke zona kehidupanku.
Berbicara
tentang si dia, seorang yang aku kenal dengan sebutan yang tak ingin ku
sebutkan namanya. Seorang pria yang mungkin bisa dikategorikan sebagai cowok
yang cuek dan sedikit pendiam. Kadang yang kurasakan seperti itu, mungkin hanya
perasaanku atau yang lain aku pun tak tahu. Tapi yang terpenting kini dia telah
menjadi milikku dan aku tak tahu sampai mana kisah ini akan terukir dalam
hidupku.
Aku sadar
dia orang yang selama ini aku kagumi bukan sebagai orang yah waw, tapi sebagai
orang yang lembut dan baik. Hal itu yang aku rasakan saat pertama kali aku
mengenal dan bertemu dengan dia. Masih saja dalam balutan keluguhan ku yang
mengawali karirku sebagai seorang mahasiswa. Ketika itu saja aku masih tak
paham dia seperti apa, hanya dalam otakku, aku mengaguminya. Terasa simple dan
tak banyak yang harus aku save dalam otak.
Kini semakin
lama aku dan dia semakin saja akrab, dengan cara aku terbawa dalam
kebiasaannya. Kebiasaan yang menurutku adalah hal yang baru untuk mengobati
kejenuhan ku. Rutinitas ku yang hampir sama saja setiap harinya memulai memicu
kejenuhanku. Namun dia datang dengan membawa rutinitas baru dalam hidupku. Aku seperti
menemukan keinginan yang membuatku tenang membuatku senang dengan semua hal
ini.
Setiap malam
aku dan dia mencoba satu persatu cafe yang ada dikota ini. Kota ku yang
tercinta kota kelahiranku dan kota dimana aku tumbuh menjadi seorang yang akan
menjadi dewasa. Banyak suasana malam yang aku rasakan yang sangat berbeda dengan
dia. Berbeda dengan kehidupanku yang mulai menjenuhkan saat itu. Banyak sekali
hal-hal yang membuatku takjub saat aku dengan dirinya. Sikap yang dia berikan
padaku itu jarang sekali aku dapatkan dari orang lain. Mungkin karena umurku
dengannya yang terpaut cukup jauh. Meskipun tak terlalu jauh namun kedewasaan
yang dia berikan padaku membuat ku lama-lama tersadar bagaimana diriku ini.
Setiap hari
terlah terukir banyak kenangan yang tak akan pernah aku lupakan mulai dari cafe
sampai menemaniku ketempat yang aku suka. Dan pada akhirnya saat-saat yang aku
tunggu muncul juga. Dimana dimalam yang dingin ketika aku dan dia pulang dari
jalan-jalan singkat kami. Ditempat yang tenang di antara buku-buku yang tertata
rapi aku mendengar suara yang sangat lembut mengatakan bahwa,”yang di BBM itu
aku serius loch”. Awalnya aku hanya bisa tertawa dan sejenak diam ketika dia
bilang pada bahwa apa yang dia katakan itu serius. Ohhh god.....aku hanya bisa
diam sejenak dengan berfikir aku baru saja tenang dengan semua
masalah-masalahku. Memahami orang yang tak mau memahami aku, mencintai orang
dan akhirnya aku membencinya. Sekarang aku harus memulai babak baru secepat ini
kah?
Muncul pertanyaan-pertanyaan
yang banyak dalam otak sebelum aku menjawab iya. Tapi aku akhirnya menjawab iya
dengan spontan meskipun kata iya tak terucap langsung dari mulutku. Ough iya
aku memulai babak baru tentang kisah cintaku kali ini. Dengan orang yang berbeda
dan sifat yang berbeda pula. Tapi dalam hatiku aku belum siap memulainya namun
aku terlanjur menerima dia dengan aku mendengarkan kata hatiku. Itu semua
muncul karena aku merasa tenang dan bahagia bersama dirinya. Hanya itu yang aku
butuhkan saat itu.
Hari demi
hari masih saja tenang seperti biasanya dan ketika pada suatu malam aku diajak
keluar dengannya. Tempat pertama aku melihat cahaya lampu dari ketinggian itu
lah dimana suasana hening telah tercipta. Aku paling tak bisa melihat orang dengan
wajah yang tak seperti biasanya. Wajah yang berubah dengan cepat tanpa ada
kata-kata dan tak bisa aku prediksi. Dia diam aku pun ikutan diam, karena
setiap kali aku bicara mencoba untuk ngobrol dengan dia hanya menjawad kata “iya”.
Secuek itukah orang ini pada ceweknya sendiri sampai-sampai aku bingung apa
yang harus aku lakukan didepan dia. Selama hampir 2 jam hanya diam saja dengan
kopi yang sudah habis. Ohh god...itu membuatku hilang pembahasan dan mulai
bertanya ada apa dengan dia mengapa dia seperti ini. Apa salahku sampai aku
diperlakukan seperti ini?
Tak lama
aku dibiarkan diam olehnya, mulailah dia berbicara dengan inti pembicaraan
bahwa aku di uji dengan dia. Hallooooo aku emang masih sekolah tapi gak perlu
diuji juga kenapa ya mas? Disitu aku langsung down seketika, aku sudah lama
tak pernah berbicara atau sebatas ngobrol dengan orang yang lebih dewasa
daripada aku. Posisiku benar-benar langsung tak baik, pengen rasanya nangis
ditempat itu juga, tapi itu tak mungkin didepan umum juga. Aku tahan sampai aku
tiba dikosan. Kata maaf memang telah diucapkan tapi otak dan hatiku ini sudah
serasa nano-nano yang tak tahu harus apa lagi.
Sesampainya
aku dikosan yang bisa aku lakukan hanyalah menangis, aku kaget dengan semua
sikap itu. Posisiku ketika itu sudah mulai stabil dengan keadaaan suasana baru
yang tercipta tapi dengan suasana ini yang membuatku syok aku tak bisa bilang
apa-apa kecuali nangis. Aku tak tahu serasa berat dalam hati ini ketika ada
kata-kata “masih mau terus sama aku”. What the ??? aku sudah terlanjur sayang
dan cinta denganya dan seenaknya dia bilang itu karena sikapnya. Aku juga bukan
orang yang gampang mundur, hanya dengan itu saja aku mundur itu tidak akan
mungkin terjadi. Ketika aku sayang pada orang aku akan terus membuat dia sadar
bahwa aku sayang dengannya.
Aku tak
tahu dan aku mulai tak percaya dengan perasaannya dia bilang sayang tetapi
ketika aku mengatakan hal yang terlalu mengandai-andai didepannya dia tak
yakin. Aku mulai bingung bagaimana membuat dia percaya padaku bahwa aku sayang
padanya. Tapi aku akan menggunakan segala cara yang aku bisa untuk membuat dia
percaya. Tapi dalam hatiku aku tak memaksa dia untuk memilihku karena aku sadar
bagaimana diriku ini. Aku hanya bisa memncintai dan menyanyangi, aku akan
berbuat semampuku untuk membuktikan rasa sayang ku. Tapi aku bukan orang yang
memaksa kamu harus memilihku. Karena aku tahu ketika aku telah mencintai mu
maka sewaktu-waktu aku siap kehilangan orang yang aku cintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar