Sabtu, 01 Maret 2014

Bromo Part 2 bersama Sahabat Baru









Suara azan berkumandang ditelingaku, itu tandanya bahwa waktu subuh telah tiba. Saatnya untuk bersiap memulai perjalanan panjang untuk menemukan sesuatu hal yang baru. Meskipun tempat yang akan ditujuh sudah pernah terkunjungi. Pagi yang dingin dengan hembusan angin yang tak begitu menusuk kulitku, aku melangkah untuk segera bersiap untuk perjalanan ini.
Tepatnya jam 5 pagi kini aku telah siap untuk menuju tempat berkumpul tapi sebelum itu aku harus menunggu sekitar 1jam agar gerbang kosanku dibuka. Ahhh ibu bangkong, aku kan mau kumpul buat packing yang ke dua. Tapi ketika aku mulai memanaskan mesin motorku, tiba-tiba ibu terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Mungkin aku juga menghilangkan mimpi-mimpi indahnya tadi malam. Hahahha tidak apa-apa bu..itu resiko menjadi penjaga kos kan?
Ditengah perjalanan ku menuju rumah my honey nok nong, tiba-tiba mesin ku berhenti. Aigoooooo . . .apa-apa’an nich mesin pakek acara mati segala. Tapi mau gak mati wong bensinnya sudah habis ternyata. Waahh orang cantik nyotok nich berarti. Enak-enakan nyotok sepeda, tiba-tiba ada mas-mas bawa keluarganya nyapa aku.
“mbak gak papa?”
Apanya yang gak papa mas ini, wong aku lagi nyotok sepeda gini malah pakek acara ngeh-mengeh alias nafas terputus-putus gitu dech. Malah bilang gak papa.
“gak papa mas Cuma habis bensin aja kok, bentar lagi juga nyampek POM”
“oh yah sudah mbak, hati-hati yah”
“iya mas”
Ihh mas ini sok perhatian dech sama aku. Padahal aku ngarep banget dibantuin dorong gitu hehehehe.
Setelah hampir 20menit perjalanan tibalah aku dirumah my honey nok nong. Sampai sana langsung sedikit syok gara-gara banyak juga barang yang dibawa. Padahal waktu kesana tuh sedikit banget bawanya. Kayak gak ada persiapan sama sekali. Tapi kalau dipikir-pikir memang dulu kan aku gak ada persiapan. Pulang kuliah langsung pergi aja hehehe. Ini yang dibilang versi nekat banget.
Setelah selesai packing yang kedua, sekarang waktunya untuk pergi kerumah Denny. Memang tujuan utama untuk kumpul disana tapi masih kurang Mbah. Wahh Mbah ngerusak jadwal keberangkatan ini. Hampir 30menit nungguin yang namanya Mbah tuh, akhirnya datang juga tuh orang. Jadi orangnya kurang 2 lagi dech. Nanti tuh 2orang nunggu di terminal probolinggo jadi tepat jam 07:45 WIB kita ; aku, Arie, Yogi, Mbah, Denny, Widi dan Sigit meluncur ke terminal Probolinggo. Etsssss tapi sebelum itu berhenti dulu yah di POM Bangsal. Kasian yang lain motornya perlu minum dulu.
Disaat detik-detik keberangkatan, ada insiden kehilangan. Yaitu mbem kehilangan yang namanya masker yang gue beliin. Waduch tuh masker mahal ilang juga yah. Dan datang juga tuh darah naik, alias naik darah dech. Mbem marah dengan seketika darah memuncak tanpa terkendali. Imbasnya kalau gak aku siapa lagi? Wong aku yang dibelakangnya. Benar-benar aku lagi sekarang yang kenak. Mulai dah sikap yang gak ku inginkan datang juga. Marah diperjalanan, males banget tau gak kalau udah gini. Bingung mau ngademin pakek cara apa?
Tapi yang namanya juga masker itu penting buat perjalanan. Yah kan mencegah terjadi sesuatu yang tak dinginkan aja sebenernya. Bisa aja nanti terkena gangguan pernafasan. Wah bahasanya ala-ala kedokteran aja ya.
Perjalanan yang begitu panjang buat aku bonsen juga. Cuma duduk aja nich belakang jadi penumpang. Biasanya kalau udah perjalanan jauh sama bluemon pasti aku yang nyetir. Tapi sekarang sang pacar yang nyetir, jadi tak punya sensasi untuk menikmati perjalanan saja ya aku ini.
Lamanya perjalanan akhirnya sampai juga di terminal Probolinggo. Wah disitu sudah ada 2 anak manusia yang lagi menunggu. Tapi nyonya yogi alias maya yang paling lama nunggu. Bagaimana tidak, dia bbm aku terus nyampek mana. Ternyata dia sudah 1jam nunggu disana, yah namanya juga diperjalanan macet gitu. Yah maklum kan masa liburan jadi yah rame paket banget.
Lengkap sudah semua member untuk melanjutkan tujuan utama kita semua. Yaitu G Bromo, sudah ku nantikan dinginnya disana. Itu adalah musim yang paling aku inginkan selama ini, tapi Cuma ada dipegunungan atau dataran tinggi saja. Yah setidaknya aku punya impian setiap hari aku merasakan hawa sejuk plus dingin.
Sesampainya di tanjakan perjalanan menuju G Bromo, kita disambut oleh kabut putih yang tebal. Hawa dingin mulai aku rasakan disetiap perjalanan ku menuju G Bromo. Hawa dingin yang membuatku rindu untuk selalu menginjakkan kaki ku disini.
Sebuah kesalahan terjadi ketika aku bertemu dengan bu. Rana. Kamar yang dulu menjadi tempat istirahatku dengan mbem telah dipesan oleh orang. Ini gara-gara aku kehilangan nomer HP pak. Rana jadi dapet yang tak dinginkan dech.  Aigoooo jadi kenak rumah yang radak masuk dech kalau kayak gini. Yang setidaknya layak dihuni untuk anak 9.
Melihat rumah yang sederhana namun bagi kita para pelancong sudah sangat nyaman untuk menjadi tempat istirahat meskipun sedikit mahal. Yah mahalnya juga ada alasan bagiku, ini hari libur pastinya semua para pemilik homestay akan mencari keuntungan lebih dari hari libur.
Dan waktunya untuk beristirahat telah tiba, luruskan semua syaraf yang membuat melengkung-lengkungkan tubuhku dan mulai untuk menyimpan tenaga untuk besok melihat matahari terbit.
Wohooooooo, keenakan istirahat malah ditinggal sama mbem nok nong jelek. Gak tau apa kalau sang nyonya lagi istirahat main tinggal aja. Tinggalnya pun malah asik foto-foto sama temen-temennya. Duch telat dikit ketinggalan momen dech aku.
Jalan-jalan di sekitar pertanian yang buat aku merasa senang. Menghilangkan sedikit kepenatan yang akhir-akhir ini melanda seluruh syaraf otakku. Ahhhh alangkah bahagianya jika aku membuat rumah ditempat ini, yang ku temukan hamparan pertanian dan pemandangan lukisan nyata karya sang maha pencipta segalanya.
Kejadian demi kejadian dengan semua hal-hal baru yang datang disetiap langkah-langkah ini, membuatku terasa ringan untuk terus melangkah maju. Disetiap langkah ku ini terdapat banyak sekali kata-kata kocak yang keluar dari setiap teman-teman yang dulunya tak begitu akrab dengan ku. Tapi dari sini lah keakrab’an sebuah pertemanan terjadi. Aku jadi ingat tentang sebuah kata-kata “tak kenal maka tak sayang”. Bener juga tuh pepatah, aku jarang akrab dengan orang yang aku kenal, namun jika sudah kenal dan akrab rasa sayang itu akan muncul. Tapi ini sayang sebagai teman aja loch bukan yang lain.
Ada hal yang paling membuatku trauma sedikit dengan makanan satu ini. Tujuannya baik sich untuk mengurangi pengeluaran yang semakin besar. Tapi gak gini juga, masak tiap waktu makannya mie aja. Cup mie yang paling tepat, oh my god tak bisa kubayangkan kalau seminggu aku disini dan makananya Cuma mie doang. Lama-lama muka ku kayak mie aja.
Malam pun tiba, aku merasa mulai ada yang ganjil. Dengan ditemani oleh dingin hujan malam hari. Aku berkumpul dengan teman-teman lainya. Bercanda bergurau dan hanya sekedar celotehan penghangat suasana aja. Meskipun sedikit ramai dengan suara hujan namun tak membuat kami berhenti berceloteh dimalam ini.
Waktu terus berputar dan tibalah saatnya untuk semua orang istirahat, untuk menuju jadwal selanjutnya. Hawa yang dingin membuat aku tak dapat memejamkan mata, apalagi ada yang menganggu ku mulai awal aku datang. Seperti seorang anak kecil yang selalu melihatku. Aku tak tahu siapa dia dan apa yang dia inginkan dariku. Namun aku hanya merasakan ketakutan dan ketidak nyamanan saja. Setelah itu aku hanya dapat memejamkan mataku beberapa menit saja. Sampai akhirnya aku mendengar konser perdana dari sang nok nong. Hah gak dirumah gak disini konser mulu yang dilakoni. Itu tidur kalau gak pakek konser gak bisa apa? Suaranya sampai melingking ditelinga.
Gara-gara kegaduhan yang aku buat diruang tengah, teman-teman yang lainnya pada bangun semua padahal rencana bangunnya itu masih jam 3’an tapi ini jam 2 sudah bangun semua. Wah kesalahan ini buat tidur mereka jadi keganggu. Diluar masih saja hujan, namun sang bapak ketua ngotot aja pengen keatas. Yah sudah nurut aja wes sama yang lainnya. Toh resiko ditanggung sendiri-sendiri.
Yang lainnya pakek baju lengkap pakek helm pula. Lah satu orang yang gak pakek sama aku juga sech, tanpa disebut nama juga pasti sudah tau jadi tanpa nama aja kali ini dech.
Naik gak jadi masuk pas nyampek pos pembayaran. Pulang juga kehujanan pakek acara tragedi juga, haduch semakin apes aku kalau gini. Pengen rasanya lari gitu kemana dech terserah pokonya gak disitu. Tapi mau lari kemana kalau kaki ini masih pengen tetep ada disisinya. Duch serba repot plus rumit kalau kayak gini.
Sampai penginapan segera heboh dengan baju basah, yah mau gak basah yak apa hujannya aja kayak gitu horor pakek banget. Udah dingin basah pula, solusi utama yah tinggal minta arang buat dibakar. Mau bagaimana lagi kalau udah gini basah celana juga gak bawa lagi bagus dech kalau kayak gini. Rasanya liburan ini bikin aku pusing dan sedikit bingung banyak aja yang buat aku merasa gak mau sebenernya mikir. Tapi kalau gak jadi pihak penengah dari hal-hal dan berbagai macam faktor-faktor X yang muncul masak gak mau dipaksa buat ngolah otak.
Mungkin kalau gak ada kejadian ini juga gak akan punya pengalaman untuk menuju kedewasaan. Meskipun banyak faktor-faktor X yang tak diundang namun liburan yach tetep harus seru dong. Masak liburan jauh-jauh ke G Bromo gak seru iya kan? Nikmati suguhan lukisan alam yang sangat nyata didepan mata ini.
Jadi inti dari semua kisah ini adalah awal yang sangat mendebarkan pertengah yang banyak konflik dan tragedi dan diakhiri oleh kepuasan yang sangat nyata sungguh indah alam ku Indonesia. Terima kasih untuk semua ini karena mu kami mendapatkan kisah yang sangat indah untuk disuguhkan kepada tunas-tunas penerus bangsa. Terima kasih juga kepada G Bromo yang telah membuat kisah indah perjalanan kami tanpa ada nyatanya dirimu, mungkin akan ada cerita yang berbeda.   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar