Suara
azan berkumandang ditelingaku, itu tandanya bahwa waktu subuh telah tiba.
Saatnya untuk bersiap memulai perjalanan panjang untuk menemukan sesuatu hal
yang baru. Meskipun tempat yang akan ditujuh sudah pernah terkunjungi. Pagi
yang dingin dengan hembusan angin yang tak begitu menusuk kulitku, aku
melangkah untuk segera bersiap untuk perjalanan ini.
Tepatnya
jam 5 pagi kini aku telah siap untuk menuju tempat berkumpul tapi sebelum itu
aku harus menunggu sekitar 1jam agar gerbang kosanku dibuka. Ahhh ibu bangkong,
aku kan mau kumpul buat packing yang ke dua. Tapi ketika aku mulai memanaskan mesin
motorku, tiba-tiba ibu terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Mungkin aku juga
menghilangkan mimpi-mimpi indahnya tadi malam. Hahahha tidak apa-apa bu..itu resiko
menjadi penjaga kos kan?
Ditengah
perjalanan ku menuju rumah my honey nok nong, tiba-tiba mesin ku berhenti.
Aigoooooo . . .apa-apa’an nich mesin pakek acara mati segala. Tapi mau gak mati
wong bensinnya sudah
habis ternyata. Waahh orang cantik nyotok nich berarti. Enak-enakan nyotok
sepeda, tiba-tiba ada mas-mas bawa keluarganya nyapa aku.
“mbak
gak papa?”
Apanya
yang gak papa mas ini, wong aku lagi nyotok sepeda gini malah pakek acara
ngeh-mengeh alias nafas terputus-putus gitu dech. Malah bilang gak papa.
“gak
papa mas Cuma habis bensin aja kok, bentar lagi juga nyampek POM”
“oh
yah sudah mbak, hati-hati yah”
“iya
mas”
Ihh
mas ini sok perhatian dech sama aku. Padahal aku ngarep banget dibantuin dorong
gitu hehehehe.
Setelah
hampir 20menit perjalanan tibalah aku dirumah my honey nok nong. Sampai sana
langsung sedikit syok gara-gara banyak juga barang yang dibawa. Padahal waktu
kesana tuh sedikit banget bawanya. Kayak gak ada persiapan sama sekali. Tapi
kalau dipikir-pikir memang dulu kan aku gak ada persiapan. Pulang kuliah
langsung pergi aja hehehe. Ini yang dibilang versi nekat banget.
Setelah
selesai packing yang kedua, sekarang waktunya untuk pergi kerumah Denny. Memang
tujuan utama untuk kumpul disana tapi masih kurang Mbah. Wahh Mbah ngerusak jadwal
keberangkatan ini. Hampir 30menit nungguin yang namanya Mbah tuh, akhirnya
datang juga tuh orang. Jadi orangnya kurang 2 lagi dech. Nanti tuh 2orang
nunggu di terminal probolinggo jadi tepat jam 07:45 WIB kita ; aku, Arie, Yogi,
Mbah, Denny, Widi dan Sigit meluncur ke terminal Probolinggo. Etsssss tapi sebelum
itu berhenti dulu yah di POM Bangsal. Kasian yang lain motornya perlu minum
dulu.
Disaat
detik-detik keberangkatan, ada insiden kehilangan. Yaitu mbem kehilangan yang
namanya masker yang gue beliin. Waduch tuh masker mahal ilang juga yah. Dan
datang juga tuh darah naik, alias naik darah dech. Mbem marah dengan seketika
darah memuncak tanpa terkendali. Imbasnya kalau gak aku siapa lagi? Wong aku
yang dibelakangnya. Benar-benar aku lagi sekarang yang kenak. Mulai dah sikap
yang gak ku inginkan datang juga. Marah diperjalanan, males banget tau gak
kalau udah gini. Bingung mau ngademin pakek cara apa?
Tapi yang namanya juga masker itu penting buat
perjalanan. Yah kan mencegah terjadi sesuatu yang tak dinginkan aja sebenernya.
Bisa aja nanti terkena gangguan pernafasan. Wah bahasanya ala-ala kedokteran
aja ya.
Perjalanan yang begitu panjang buat aku bonsen juga. Cuma
duduk aja nich belakang jadi penumpang. Biasanya kalau udah perjalanan jauh
sama bluemon pasti aku yang nyetir. Tapi sekarang sang pacar yang nyetir, jadi
tak punya sensasi untuk menikmati perjalanan saja ya aku ini.
Lamanya perjalanan akhirnya sampai juga di terminal
Probolinggo. Wah disitu sudah ada 2 anak manusia yang lagi menunggu. Tapi
nyonya yogi alias maya yang paling lama nunggu. Bagaimana tidak, dia bbm aku
terus nyampek mana. Ternyata dia sudah 1jam nunggu disana, yah namanya juga
diperjalanan macet gitu. Yah maklum kan masa liburan jadi yah rame paket
banget.
Lengkap sudah semua member untuk melanjutkan tujuan utama
kita semua. Yaitu G Bromo, sudah ku nantikan dinginnya disana. Itu adalah musim
yang paling aku inginkan selama ini, tapi Cuma ada dipegunungan atau dataran
tinggi saja. Yah setidaknya aku punya impian setiap hari aku merasakan hawa
sejuk plus dingin.
Sesampainya di tanjakan perjalanan menuju G Bromo, kita
disambut oleh kabut putih yang tebal. Hawa dingin mulai aku rasakan disetiap
perjalanan ku menuju G Bromo. Hawa dingin yang membuatku rindu untuk selalu
menginjakkan kaki ku disini.
Sebuah kesalahan terjadi ketika aku bertemu dengan bu.
Rana. Kamar yang dulu menjadi tempat istirahatku dengan mbem telah dipesan oleh
orang. Ini gara-gara aku kehilangan nomer HP pak. Rana jadi dapet yang tak
dinginkan dech. Aigoooo jadi kenak rumah
yang radak masuk dech kalau kayak gini. Yang setidaknya layak dihuni untuk anak
9.
Melihat rumah yang sederhana namun bagi kita para
pelancong sudah sangat nyaman untuk menjadi tempat istirahat meskipun sedikit
mahal. Yah mahalnya juga ada alasan bagiku, ini hari libur pastinya semua para
pemilik homestay akan mencari keuntungan lebih dari hari libur.
Dan waktunya untuk beristirahat telah tiba, luruskan
semua syaraf yang membuat melengkung-lengkungkan tubuhku dan mulai untuk
menyimpan tenaga untuk besok melihat matahari terbit.
Wohooooooo, keenakan istirahat malah ditinggal sama mbem
nok nong jelek. Gak tau apa kalau sang nyonya lagi istirahat main tinggal aja.
Tinggalnya pun malah asik foto-foto sama temen-temennya. Duch telat dikit ketinggalan
momen dech aku.
Jalan-jalan di sekitar pertanian yang buat aku merasa
senang. Menghilangkan sedikit kepenatan yang akhir-akhir ini melanda seluruh
syaraf otakku. Ahhhh alangkah bahagianya jika aku membuat rumah ditempat ini,
yang ku temukan hamparan pertanian dan pemandangan lukisan nyata karya sang
maha pencipta segalanya.
Kejadian demi kejadian dengan semua hal-hal baru yang
datang disetiap langkah-langkah ini, membuatku terasa ringan untuk terus
melangkah maju. Disetiap langkah ku ini terdapat banyak sekali kata-kata kocak
yang keluar dari setiap teman-teman yang dulunya tak begitu akrab dengan ku.
Tapi dari sini lah keakrab’an sebuah pertemanan terjadi. Aku jadi ingat tentang
sebuah kata-kata “tak kenal maka tak sayang”. Bener juga tuh pepatah, aku
jarang akrab dengan orang yang aku kenal, namun jika sudah kenal dan akrab rasa
sayang itu akan muncul. Tapi ini sayang sebagai teman aja loch bukan yang lain.
Ada hal yang paling membuatku trauma sedikit dengan
makanan satu ini. Tujuannya baik sich untuk mengurangi pengeluaran yang semakin
besar. Tapi gak gini juga, masak tiap waktu makannya mie aja. Cup mie yang
paling tepat, oh my god tak bisa kubayangkan kalau seminggu aku disini dan
makananya Cuma mie doang. Lama-lama muka ku kayak mie aja.
Malam pun tiba, aku merasa mulai ada yang ganjil. Dengan
ditemani oleh dingin hujan malam hari. Aku berkumpul dengan teman-teman lainya.
Bercanda bergurau dan hanya sekedar celotehan penghangat suasana aja. Meskipun
sedikit ramai dengan suara hujan namun tak membuat kami berhenti berceloteh
dimalam ini.
Waktu terus berputar dan tibalah saatnya untuk semua
orang istirahat, untuk menuju jadwal selanjutnya. Hawa yang dingin membuat aku
tak dapat memejamkan mata, apalagi ada yang menganggu ku mulai awal aku datang.
Seperti seorang anak kecil yang selalu melihatku. Aku tak tahu siapa dia dan
apa yang dia inginkan dariku. Namun aku hanya merasakan ketakutan dan ketidak
nyamanan saja. Setelah itu aku hanya dapat memejamkan mataku beberapa menit
saja. Sampai akhirnya aku mendengar konser perdana dari sang nok nong. Hah gak
dirumah gak disini konser mulu yang dilakoni. Itu tidur kalau gak pakek konser
gak bisa apa? Suaranya sampai melingking ditelinga.
Gara-gara kegaduhan yang aku buat diruang tengah,
teman-teman yang lainnya pada bangun semua padahal rencana bangunnya itu masih
jam 3’an tapi ini jam 2 sudah bangun semua. Wah kesalahan ini buat tidur mereka
jadi keganggu. Diluar masih saja hujan, namun sang bapak ketua ngotot aja
pengen keatas. Yah sudah nurut aja wes sama yang lainnya. Toh resiko ditanggung
sendiri-sendiri.
Yang lainnya pakek baju lengkap pakek helm pula. Lah satu
orang yang gak pakek sama aku juga sech, tanpa disebut nama juga pasti sudah tau
jadi tanpa nama aja kali ini dech.
Naik gak jadi masuk pas nyampek pos pembayaran. Pulang
juga kehujanan pakek acara tragedi juga, haduch semakin apes aku kalau gini.
Pengen rasanya lari gitu kemana dech terserah pokonya gak disitu. Tapi mau lari
kemana kalau kaki ini masih pengen tetep ada disisinya. Duch serba repot plus
rumit kalau kayak gini.
Sampai penginapan segera heboh dengan baju basah, yah mau
gak basah yak apa hujannya aja kayak gitu horor pakek banget. Udah dingin basah
pula, solusi utama yah tinggal minta arang buat dibakar. Mau bagaimana lagi
kalau udah gini basah celana juga gak bawa lagi bagus dech kalau kayak gini.
Rasanya liburan ini bikin aku pusing dan sedikit bingung banyak aja yang buat
aku merasa gak mau sebenernya mikir. Tapi kalau gak jadi pihak penengah dari
hal-hal dan berbagai macam faktor-faktor X yang muncul masak gak mau dipaksa
buat ngolah otak.
Mungkin kalau gak ada kejadian ini juga gak akan punya
pengalaman untuk menuju kedewasaan. Meskipun banyak faktor-faktor X yang tak
diundang namun liburan yach tetep harus seru dong. Masak liburan jauh-jauh ke G
Bromo gak seru iya kan? Nikmati suguhan lukisan alam yang sangat nyata didepan
mata ini.
Jadi inti dari semua kisah ini adalah awal yang sangat
mendebarkan pertengah yang banyak konflik dan tragedi dan diakhiri oleh
kepuasan yang sangat nyata sungguh indah alam ku Indonesia. Terima kasih untuk
semua ini karena mu kami mendapatkan kisah yang sangat indah untuk disuguhkan
kepada tunas-tunas penerus bangsa. Terima kasih juga kepada G Bromo yang telah
membuat kisah indah perjalanan kami tanpa ada nyatanya dirimu, mungkin akan ada
cerita yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar